Kisah ini nyata dan memang kami alami sendiri. Bertempat di Sebuah Rumah Kontrakan daerah Kukusan Teknik UI, Depok. Saya tidak terlalu ingat persisnya kejadian ini yang jelas kejadian ini belum lama.
Pemilik kontrakkan itu adalah 2 orang mahasiswi bernama Lani dan Kelly (nama disamarkan), keduanya mahasiswi Teknik Sipil yang kebetulan sekelas dengan saya.
Kontrakan itu sebenarnya tidak terlalu ramai kecuali saat-saat tertentu seperti musim mengerjakan tugas besar, musim UTS, dan UAS. Tempat itu bisa dibilang tempat yang paling cocok untuk kami menyelesaikan beban kuliah karena ruang tengahnya cukup luas. Sekilas dari luar kontrakan itu terlihat kecil tapi begitu memasukinya anda akan menemukan sebuah rumah yang bahkan cukup layak dihuni oleh sebuah keluarga ideal, dengan 2 kamar tidurnya, ada dapur di belakang bersebelahan dengan Musholla dan kamar mandi, bahkan di salah satu kamar yakni kamar Lani terdapat kamar mandi dalam.
Biasanya anak-anak akan berkumpul hingga larut, bahkan beberapa teman kami yang tidak memungkinkan untuk pulang lebih malam diperbolehkan untuk menginap, bahkan dianjurkan tapi women only-yah.
Langsung ke point cerita di mana hari itu Lani terlihat cukup gelisah karena anak ini bisa dibilang anak mami yang tidak bisa tidur tanpa sentuhan tangan orang lain(harus dikelonin), beberapa waktu lalu memang dia sekamar dengan Mischa tapi karena suatu sebab Mischa pindah sehingga tinggal Lani dan Kelly yang menempati kontrakan itu. Semakin jadilah ketakutan dia, karena baru-baru ini dia mendapat semacam gangguan yaitu mimpi-mimpi buruk.
Saya dan Ronald yang bisa dibilang cenayang kelas mendengar keluhannya. Ia menceritakan bahwa suatu hari mimpinya semakin menjadi-jadi, dia melihat dapur di belakangnya berubah menjadi sebuah pendopo dengan teras, terlihat juga hamparan kebun di belakangnya. Waktu itu ia tidak sendiri karena ada Mimi(ibunya Lani) di sampingya sehingga ia tidak begitu takut.
Lani melihat pemandangan yang agak aneh, sebab ada seorang kakek-kakek berpakain serba putih, dia menunjuk sebuah lubang kemudian berkata,
"Di sini nih, ada sisa tubuhnya," sambil mengangkat sebuah bagian tangan dari lubang.
Setelah mimpi itu Lani semakin takut karena terlalu jelas baginya sampai Ronald juga berpendapat,
"Lan, dulu Lu bayar kontrakan itu ke siapa?"
"Bayar ke Ibu-ibu tapi kayaknya Dia bukan pemilik kontrakan itu sebelumnya."
Tanda tanya besar-pun muncul, saya juga berasumsi bahwa kontrakan itu memiliki sesuatu yang tersembunyi, karena biasanya rumah yang memiliki masalah dijual dengan perantara,
"Tapi, Lu jangan takut dulu Lan, soalnya ada makna di balik mimpi Lu tadi," ujar Ronald,
"Emang kenapa?"
"Bisa jadi si Kakek tua itu mau ngasih tau sesuatu, bisa jadi Dia baik, kalo bisa Lu ketemu Dia."
"Gila Lu Ron, yakali gue ketemu Dia, mimpiin aja dah ketakutan.."
Setelah kejadian itu pipi dan mimi Lani sering berkunjung, mereka datang bukan hanya sekedar menjenguk tapi memang untuk meyakinkan bahwa hal-hal itu tidak ada, bahkan Pipi berkata bahwa jangan percaya sama si batak itu, Ronald.
Beberapa kali Lani melaporkan bahwa gangguan itu terulang, tapi satu hal yang saya simpulkan bahwa Lani sendiri memiliki kelebihan, karena yang mengalami hal itu hanya Lani, hidup Kelly baik-baik saja, bahkan ia bisa tertawa lebar setiap saat tanpa kekhawatiran.
Namun, itu bukan sebuah statement absolut karena kejadian itu benar-benar terjadi sewaktu kami belajar bersama. Sekumpulan mahasiswa kembali memenuhi kontrakan itu, dikarenakan begitu padatnya tugas terpaksa semua harus kembali pulang malam. Waktu itu masih ramai sampai tiba-tiba pembahasan akan sesuatu di kontrakan terulang.
"Kayaknya Gue emang selalu ngerasain sesuatu yang beda, terutama kalo malem-malem," ujarku,
"Ah bohong banget Lu Ben, sok tahu!" Kelly menimpali,
"Ih, jangan pada bahas soal itu lagi deh, udah tau malem-malem gini, gak ada yang namanya hantu-hantu begitu, cuman sugesti. Kata Pipi ini karena banyak sarang laba-laba jadinya serasa mencekam, besok-besok dibersihin deh, Rangga!! Besok dateng ya!" kata Lani,
"Kok Gue??"
Entah mengapa perbincangan kami tetap saja tidak bisa menutupi bahwa ada sesuatu yang aneh saat itu.
"Lan, Lu ngerasain sesuatu gak?" Ronald bertingkah mulai aneh di sekitar pintu,
"Lan, serius ke sini Lu ngerasain sesuatu gak?" ujarnya lagi,
dengan ragu Lani melihat ke arah Ronald dengan sedikit meringis kemudian
...................
"Hoammm, gue pengen boqer dulu," Kelly memecahkan suasana.
Judul Spoiler:
"RONAAAAAAAAAAAAAALD!!! AHHHHHHHHH!!!"
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar